Barangkali ini adalah
pengalaman ku selama Aku di daerah Merauke.
Ikhwah,ketika kita masih bersama kawan – kawan
seperjuangan yang masih (mungkin
semanhaj) kita akan sangat mudah dalam berdakwah. Idealisme pun bisa kita
tegakkan. Namun,ketika kita telah berada di medan yang sesungguhnya(Masyarakat)
maka kebanyakan yang kami lihat idealisme yang telah kita rawat / usung di
kampus terkadang terkikis seiring waktu bergulir. Entah mengapa.
Intinya,ikhwah. Perbanyaklah modal ilmu syar’I.Karena dialah sebaik-baiknya
ilmu yang dapat menjaga kita dari fitnah yang mengalir begitu deras nya di
zaman ini.Betapa tidak,begini cerita nya.
Pernah saya berkunjung kembali ke sekolah (SMA) .Pada
saat itu ingin mencari seorang guru / teacher bahasa sekarang (guru Fisika).
Sesampainya kami di sekolah guru (guru-guru) yang melihat saya waktu itu
terkejut alias heran. Mengapa??? Karena penampilan yang saya bawa waktu itu
sangat berbeda 180 derajat. Penampilan yang begitu jauh dari kesan anak muda
masa kini. Dengan celana yang agak naik sedikit (NOT ISBAL) dan dibarengi
jenggot yang menghiasai sedikit rupa. Terkejut ??? Itu pasti. Bagi seorang guru
yang mungkin sekitar 3,5 tahun tidak pernah melihat kami jelaslah mereka heran
perubahan yang terjadi. Perubahan yang tidak pernah mereka sangka
sebelumnya.Setelah lama berdiskusi waktu itu kurang lebih (kalau tidak salah)
tanggal 27/06/2011 beliau mengajak saya ke rumah nya.
Sesampai di rumah beliau.
Kata pembuka yang beliau lontarkan adalah bagaimana
caranya kamu kok bisa sampai begini (celana tidak isbal dan memelihara jenggot?
Saya katakan,”Saya juga tidak tahu,tapi mungkin ini adalah petunjuk Allah”.Lalu
saya bercerita tentang kuliah saya yang sebelumnya mandeg (berhenti) satu
tahun. Karena waktu itu saya sempat putus kuliah dari Univ.Musamus Merauke
(Dulu STTM). Salah satu penyebabnya adalah dosen yang waktu itu masih kurang
dan juga kadang kala jarang masuk. Jadi,(Saya katakan ke beliau) saya putuskan
untuk berhenti dan melanjutkan ke Unhas.
Dan di Unhas lah baru saya mengenal
(Agama).Pertama itu ikut tarbiyah (lalu kami jelaskan sedikit).
Mentornya waktu itu senior (Kak Samsul Stath’03). Ternyata,kejadian tersebut
juga beliau diskusikan dengan guru kami (guru Kimia).Kebetulan beliau juga
mengenakan jilbab syar’i.Beliau
(guru fisika kami) berkata (ke guru kimia kami) ternyata dia (dalam hal ini
kami/penulis) telah banyak berubah. Mulai dari bawah(celana tidak isbal) hingga
atas (Ada Jenggot).
Hingga beliau pun kembali menyampaikan hal tersebut
kepada saya.
Saya pun hanya
tersenyum. Ya,mungkin itu hanya sebagian kecil dari pengalaman kami. Tapi,bagi
saya ini adalah pengalaman yang sangat hebat dan juga barangkali berat(bagi
mereka yang baru menapakinya.Mudah-mudahan tidak).Intinya,ikhwah.Guru-guru kita
bahkan orang tua kita tidak akan terlalu banyak bertanya tentang akademik
kita(itu yang kami rasakan.Namun bukan bereti kami menganjurkan kepada Ikhwah
untuk tidak memperhatikan kuliah nya. ). Pada dasarnya mereka(Orang tua
kita,guru-guru kita dan juga mungkin sejawat kita) sangat rindu bahkan berharap
kepada kita (yang sekolah dalam hal ini kuliah) kita menjadi orang baik
(pendefenisian baik untuk setiap orang tentu berbeda tapi defenisi terbaik
adalah defenisi Al qur’an. Dan isnya Allah semua orang pun sepakat akan hal
ini). Kami berpesan kepada ikhwah,ketika ada amanah yang diberikan kepada kita
maka kerjakanlah dengan sepenuh hati.Jangan mengeluh.Karena mengeluh itu dari
syetan dan juga merupakan pekerjaan orang kafir.
“…dan jangan kamu
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat
Allah, melainkan kaum yang kafir”
(Q.S.Yusuf:87).
Hadiah ini untuk ikhwah(tidak terkecuali bagi mereka yang
bukan ikhwah) dan juga teman-teman yang ada di kampus.
Rasullullah bersabda:
“Dan berikanlah
peringatan kepada sesama muslim.Karena sesungguhnya peringatan itu sangat
bermanfaat”(tolong di
koreksi kembali kalau hadist nya tidak benar). Semoga bermanfaat.
SESUNGGUHNYA PERJUANGAN INI MASIH BERLANJUT.
“…….TO
BE CONTINUED……..”
0 komentar:
Posting Komentar