Menjadi siswa seolah
mulai SD hingga SMA memang susah – susah gampang.
Saya punya pengalaman
tentang status saya sebagai seorang siswa “beruntung” dalam berbagai event
olimpiade selama bestatus siswa. Tahun 2003 ( kalau tidak salah) saya pernah menjadi runner up olimpiade
fisika tingkat SMP se kabupaten Merauke. Tahun 2005, saya mencoba keberuntungan
untuk kembali mengambil mata pelajaran fisika sebagai pilihan di event
tersebut. Bersama saya, turut juga Tuti (teman saya sebagai satu tim SMA 1
Kurik). Event tersebut dilakukan setiap tahun di SMA 1 Merauke. Saya juga
heran, kenapa event akbar ini hanya dilakukan di satu tempat yang sama. Namun,
di tahun tersebut saya rupanya kurang beruntung. Teman saya, tuti, ternyata dia
yang lolos mewakili SMA 1 Kurik untuk berlomba di event untuk kelas yang lebih
tinggi, di jayapura.
Saya tidak berkecil hati
.Di tahun berikutnya, 2006. Kembali lomba serupa digelar. Dan rekomendasi dari
guru pembimbing saya, pak agus minto untuk mengambil matapelajaran berbeda,
Astronomi. Sebelumnya, ada kejadian yang menurut saya agak diluar dugaan
malanya ,sebelum bertanding. Malam itu saya dengan teman saya yang lain , Rama.
Mangkir dari mes untuk jalan – jalan keliling kota. Akhirnya , saya dan Rama
terlambat pulang ke mes. Sesampainya di mes, pak Sigit marah besar. Saya masih
ingat betul marah beliau. Karena kami terlambat pulang dari jalan –
jalan.Karena besoknya,lomba digelar. Ah, gubrisan itu pun hanya sekedar angin
lalu. Saya tertawa dengan Rama tentang kejadian tadi.
Bersamaan dengan itu,
saya melihat kesowo di meja belajar. Sedang mengutak – atik “rumus matematika”nya.
Dalam hati saya,”Oh…ini ya orang pintar”.Defenisi orang pintar ala rang tua.
Yang bisa menjadi kutu buku. Walaupun satu tim, tapi biasanya saya dengan
kesowo sering “perang dingin” di kelas. Walaupun memang, bisa dikata dia lebih
baik dibanding saya. Barangkali, yang pak Sigit mau ke saya denga juga teman –
teman yang lain, kurang lebih,” belajarlah seperti Kesowo, supaya kalian bisa
tampil maksimal dan juara di event Olimpiade besok”. Hahaha, tapi hal itu
meleset 150 %.
Pagi itu , event
olimpiade itu pun mulai digelar. Kalau
saya sih nyante saja. Karena soal- soal yang diujikan hanya dalam bentuk
pilihan ganda. Oya, dalam tim Astronomi, saya ditemani dengan Iin dan Agus
(wonorejo yang rumahnya di tikungan 90 derajat wonorejo). Bentuk soalnya memang
pilihan ganda, tapi perlu analisis yang mendalam terhadap jawaban yang dipilih.
A,B,C,D dan E.
Lomba pun berakhir. Hari
itu juga , saya dan teman –teman saling harap – harap cemas dengan hasil yang
akan terjadi. Jelas saja, terlebih lagi yang sudah “belajar semalam suntuk”.
Pengumuman pun
dilakukan.
Sebagai juara umum
adalah SMAN 3 Merauke dengan jumlah peserta yang lulus sebanyak 7 orang. Dan
kalian tahu siapa yang kedua ? Benar sekali, SMA NEGERI 1 KURIK dengan jumlah
peserta yang lulus sebanyak 5 orang. Dan kalian tahun siapa salah satunya ?
Benar lagi, tidak salah. Saya lah orangnya. HHeheh. Ada 4 perempuan dan 1 Laki
– laki yang lulus. Empat orang tersebut, Eni nuryani(Biologi), Susi.
S(Biologi), Iin Feriani(Kimia), Tuti. S(Fisika).Sedangkan saya sendiri lulus di
Astronomi.
Hhehe, ternya yang
malamnya belajar “mati – matian” tidak lulus. Yang belajarnya setengah –
setengah , bahkan tidak sempat belajar malamnya pun bisa lulus.
Intinya kawan, belajar
itu pada saat kita sedang MOODnya. Kalau tidak Mood ya nggak usah belajar.
Daripada bikin pusing ??? Pilih mana. Belajar itu yang bisa membuat hati kita
senang. Yakin, banyak dari kawan – kawan belajar dalam keadaan tertekan. Dan
bisa jadi terkesan “ dipaksa “ oleh gurunya dan orang tuanya. Ingat, belajar
kita sudah beda dengan orang tua dulu.
0 komentar:
Posting Komentar