Hari ini ( Sabtu, 19 Mei 2012 ) adalah
hari yang bersejarah. Semua orang tahu, terutama pengurus Mushalla Istiqamah
dan Rohis MIPA Unhas periode 2011 / 2012. Kenapa ? kegiatan (proker) yang
sebenarnya diancang – ancang pada rapat
koordinasi BEM (baca : rapat proker BEM) yaitu seminar islam MIPA yang
seharusnya direncanakan bulan April ternyata tertunda sampai bulan Mei (cukup
30 hari saja). Rasa frustasi pun kian tak terelakkan. Karena hampir saja saya
(sebagai koordinator rohis) membatalkan kegiatan akbar ini secara sepihak. Persoalannya
sederhana , karena keadaan panitia yang termandat dalam kegiatan ini tidak
kunjung membaik. Rasa frustasi pun mulai datang. Namun,kak Kino tetap
meyakinkan ku dalam menentukan keputusan ,kegiatan seminar pun tetap dilakukan
Akhawat,apalagi. Mereka merupakan faktor penentu dalam kegiatan ini. Waktu itu, pas musyawarah (sekitar dua pekan sebelum hari pelaksanaan). Kami (baca: para ikhwah) ingin agar kegiatan seminar islam ini dilakukan saja di Science Building ( Baca : Sains Buillding) . Namun,Akhawat (UM) bersikeras agar kegiatan seminar islam ini dilakukan di gedung A.P.Pettarani. Sampai – sampai nada suaranya pun kian meninggi (baca: sangat antusias kegiatan dilakukan di baruga) pada saat musyawarah. Akibat ngototnya beliau, akhirnya kegiatan seminar ini bisa terlaksana. Dan suara – suara yang lain pun ikut mengusik,”sabar ki ukhti,sabar ki”. Bersikeras itu pasti. Tapi, ketika ada orang yang bersikeras ,pada dasarnya bisa langsung “diperalat”. Mengetahui kondisi psikologis lawan itu perlu. Saya tidak tahu sudah berapa akhawat yang air matanya keluar selama kepengurusan rohis selama saya menjabat.
Akhawat,apalagi. Mereka merupakan faktor penentu dalam kegiatan ini. Waktu itu, pas musyawarah (sekitar dua pekan sebelum hari pelaksanaan). Kami (baca: para ikhwah) ingin agar kegiatan seminar islam ini dilakukan saja di Science Building ( Baca : Sains Buillding) . Namun,Akhawat (UM) bersikeras agar kegiatan seminar islam ini dilakukan di gedung A.P.Pettarani. Sampai – sampai nada suaranya pun kian meninggi (baca: sangat antusias kegiatan dilakukan di baruga) pada saat musyawarah. Akibat ngototnya beliau, akhirnya kegiatan seminar ini bisa terlaksana. Dan suara – suara yang lain pun ikut mengusik,”sabar ki ukhti,sabar ki”. Bersikeras itu pasti. Tapi, ketika ada orang yang bersikeras ,pada dasarnya bisa langsung “diperalat”. Mengetahui kondisi psikologis lawan itu perlu. Saya tidak tahu sudah berapa akhawat yang air matanya keluar selama kepengurusan rohis selama saya menjabat.
Hari makin berlalu. Kegiatan yang sempat tertunda selama
sebulan ini pun mencapai
klimaks nya.Tidak terasa waktu yang tersisa tinggal dua
pekan. Kondisi panitia pun tidak kunjung membaik. Terpaksa kepanitiaan 2011
dilibatkan sebagai momen pendewasaan. Koordinator SC tetap bersabar dan meyakinkan
agar kegiatan semiar Islam tetap dilakukan. Rasa pesimis pun kembali menyapa lantaran
desain pamplet yang dibuat oleh akhawat sangat menghawatirkan. Kalau tidak
percaya silahkan lihat sendiri desain yang mereka buat.
Dan,”jelek” kata ku. Sebagai solusi akupun mulai
mendesain. Model tiket yang kontroversial karena dinilai hampir sama dengan
sampul buku. Namun jika dibandingkan dengan model tiket yang dibuat oleh
akhawat, rasa-rasa nya masih lebih baik desain yang saya buat.
Nah, gambar diatas itu adalah contoh desain yang saya
buat. Bagaimana ??? Mantapkan ??? Kalau menurut koodninator rohis akhawat :
“Cantik”. Apalagi pas sudah dibungkus dengan plastik. Sedangkan hasil dari Akhawat itu
gambar nya yang berada dibawahnya.
Masalah penilaian, silahkan berikan nilai masing – masing. Kalau menurut kami
pribadi, kedepan harus ada panitia yang sudah mahir dalam membuat desain
pamplet kegiatan.
Konsep
materi yang akan disampaikan pada saat seminar sebenarnya adalah permasalahan
tentang Syiah. Namun, karena Ikhwan maupun akhawat nya cerdas dalam meramu konsep , akhir nya tetap dikedepankan masalah
pemuda nya tapi yang menjurus (baca : ujung – ujung nya ) ke masalah syiah.
Pemaksimalan
peserta dalam kegiatan ini kami lakukan dengan menyebar tiket ke seluruh kampus
yang ada di seluruhMakassar. Ada UMI, UNM, STIBA, STIKES NANI HASANUDDIN, Politeknik Ujung pandang, dan seluruh
masjid yang ada di Makassar. Usaha panitia kami acungi jempol plus-plus. Sangat
hebat. Bayangkan hanya dengan waktu 8 hari panitia dapat menghadirkan
peserta sebanyak 573 orang. Belum termasuk
undangan yang teregistrasi.
Mantap,kan? Mungkin juga karena pampletnya / tiket nya yang mantap. Jadi,pas
ditawarkan ke calon peserta tidak canggung. Bagaimana ??? Tapi kata koordinaror Rohis
Akhawat,”Karena semangat”.
Kalau mau
dibandingkan dengan seminar yang lain di lingkup KMF FMIPA UNHAS, jelas
kegiatan seminar Islam Akbar lebih baik dibanding dengan yang lain. Bayangkan,
peserta yang hadir di seminar islam Akbar berjumlah 573 orang. Bandingkan
dengan seminar yang lain yang jumlah peserta nya rata – rata 50 orang saja. Yang
biasa nya didominasi oleh kaum muda (Mahasiswa baru).
Hari pelaksanaan pun tiba.
Kami bergegas
setelah shalat subuh langsung menuju baruga A.P.Pettarani untuk mempersiapkan
dekorasi acara seminar ini. Ikhwan maupun akhawat sangat cakap dalam melakukan
tugasnya masing-masing. Ada hal yang memuat saya tertawa. Kemarin, pada saat
akhawat meminta uang konsumsi ke kami. Kami tidak langsung memberikan semua
nya. Karena pernah ada pengalaman (baca: Try Out tahun 2011 UKM LDK MPM) ketua
mushallah Akhawat (senior 2007) pada saat kepengurusan kami (2010 – 2011 )
sangat kuat berbelanja konsumsi. Jadi,pengalaman itulah yang saya gunakan untuk
meng–rem pengeluaran yang biasa dilakukan Akhawat. Hehehe…ini tidak perlu untuk
ditiru.
Acara ini dibuka oleh bapak wakil
dekan III fakultas MIPA yakni bapak Drs.Muh.Zakir,M.Si. Kata beliau “saya
sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini (Baca:seminar Islam Akbar)”. Sebagai
pemateri dari acara tersebut adalah bapak Prof.Dr.H.Moh.Baharun, SH,M.A (Rektor
Univ.Nasional Bandung) dengan judul materi “Wahai pemuda,dimanakah peran mu
???” dan Ustadz K.H.Muhammad Said Abd.Shamad, L.c (Ketua LPPI Indonesia timur)
dengan judul materi “Relakah Aqidah ini ternodai???”
Kak kino
merupakan icon penting dalam kegiatan ini. Karena beliau yang sering
mendampingi pemateri (baca : Rektor) mulai dari bandara sampai ke bandara lagi.
Bisa dikata ,beliau menjadi Ajudan Rektor selama 2 hari. Banyak ide maupun
masukan dari beliau yang kami copy dalam menjalankan seminar ini dengan baik.
Begitu pula teman – teman yang lain yusran (stath’08), Adam (Bio’09), Arby
(Fis’09) ,Yusuf (Fis’09), Sidik (Fis’09)
Alim(Fis’11), Abadi G (Stath’10) dan adik – adik panitia 2010 /2011.
Kalian semua sangat hebat.
Acara pun mendekati akhirnya. Panitia
membereskan perlengkapan yang digunakan pada saat acara. Pada saat semua
peralatan telah dikumpul,LCD yang digunakan ternyata hanya ada dua yang
tersisa. Padahal total LCD yang digunakan itu berjumlah empat buah. Dikiranya
dua LCD tersebut sudah hilang. Sampai – sampai ada panitia yang berkata ”Ai,mengganti me qi itu”. Aku berusaha
men-call Akhawat (NA). Ternyata, mereka yang mengambil dua LCD tersebut pada
saat membereskan ruangan. Dan LCD tersebut sudah berada di Mushallah Istiqamah.
Spontan,Aku pun meminta (baca: menyuruh) Akhawat untuk kembali membawa dua LCD
tersebut ke Baruga. 10 menit. Akhawat pun meng-iyakan. Akhawat datang
membawakan LCD tersebut walaupun mungkin dalam keadaan capek. Jelas saja, soal
nya bolak – balik dari baruga ke Mushallah Istiqamah. Akhawat pun menyuruh ku
untuk mengambilnya ke ruangan konsumsi dan ada penyampaian yang ingin
disampaikan. Namun,aku hanya meminta salah seorang adik panitia yang
mengambilnya. Akhawat pun merasa “marah” karena permintaan nya tidak saya
penuhi. Tidak saya penuhi karena pada saat itu bertepatan dengan makan siang.
Dan sementara makan, jelas saya cuek saja. Soal nya dari tadi subuh saya belum
makan. Bukan kepalang marah nya akhawat.
Yang menjaga
barang – barang setelah acara selesai adalah Arby, Yusuf, Adam dan Sidik. Aku
pun kembali ke Meskam untuk menunaikan Shalat Dzuhur. Setelah Shalat (kalau
tidak salah) ada SMS dari akhawat untuk mengembalikan gelas “cantik” dan bosara
serta taplak meja. Aku pun hanya menyeberangkan gelas”cantik” dan bosara.
Akhawat pun menayakan perihal taplak tersebut, ”mana taplaknya???”.Akupun spontan menjawab,”Tidak tahu. Mungkin saja tertinggal di baruga atau hilang barang kali”.
Spontan Akhawat pun memukul hijab. Saya pun kaget. (Jelas saja, Akhawat
tersebut marah. Soalnya,pada saat di Baruga saya meminta nya membawakan kembali
2 LCD yang dibawanya ke Mushallah Istiqamah. Mungkin saja Akhawat tersebut
dalam keadaan capek. Jadi,emosinya pun tidak terbendung. Bisa dimaklumi. Sampai
– sampai ada akhawat yang lain mengingatkan,”sabar ki ukhti, sabar ki”. Akupun hanya bisa tertawa.,”hehehe”. “Ada lagi?”,kata saya. ”Tidak”,jawab nya. Lalu sayapun berlalu
pergi. Sedangkan taplak meja belum aku seberangkan karena ternyata taplaknya
masih ada di panitia. Dan memang ada. Setelah berlalu beberapa hari,taplak itu
pun dikembalikan ke Akhawat.
Berikut
beberapa peralatan yang digunakan pada saat seminar untuk skala baruga A.P
Pettarani (berdasarkan SMS dari Akhawat) :
“Taplak meja
ada 14, Bosara 8 buah , Vas bunga : 1 buah , Piring : 8 buah, Tas kecil : 6
buah, Plakat perahu phinisi : 3 buah, Buku : 6 buah, Layar : 3 buah, LCD : 4
buah, Baliho : 1 buah, Hijab”Cantik”: 11 buah, Tiang hijab cantik: 12 dan
palang: 11, Kota kue : 7 bungkus besar ( isi 700), Teh Kota : 1 dos, Teh gelas:
25 dos, Kertas sertifikat, Plastik tiket ”.
Setelah
beberapa hari ( sehari setelahnya, Ahad 20 Mei 2012 @ Ruang SAINS Meskamp) Aku
pun kembali mengajak seluruh Panitia Inti untuk mengevaluasi seluruh kegiatan.
Terutama hal yang sensitif,dana. Dan setelah di kalkulasi ternyata hutang
kepanitiaan ada sekitar dua juta lebih. Ini lah yang ingin kembali didiskusikan
dengan akhawat agar hutang kegiatan bisa di atasi. Beberapa hari terakhir
(Sabtu, 26 Mei 2012) Aku bertanya ke Akhawat (NA) tentang dana sisa
kepanitiaan. Ternyata masih ada sekitar satu juta lebih.
Oya,ada
peristiwa lucu sekaligus menegangkan pada saat kegiatan ini sudah berakhir.
Yakni, menjelang pemateri (prof.Baharun) mau diantar untuk pulang ke bandara.
Pada saat malam Ahad (Sabtu,19 / 05 / 2012 kira – kira pukul 11.00), kak Kino
menyuruh ku untuk mencarikan supir agar pak rektor bisa diantar ke bandara.
Bertepatan pada saat itu aku dengan yusran sedang mengisi materi di PMM – TL
Himatika di jalan Pettarani ,tepatnya di balai kesehatan Paru Makassar,
Pettarani. Aku pun mencoba untuk mencari supir untuk pemateri. Sebenarnya,ada
salah satu peserta PMM TL yang bisa mengemudikan mobil hanya saja pas aku minta
izin ke koster PMMTL ternyata tidak diizinkan. Yah sudah tidak jadi. Namun,ada
usulan dari adik junior 2009 untuk menghubungi Arif (Statistika 2010). Karena
Arif bisa mengemudikan mobil.
Nah, setelah
selesai membawakan materi aku dan yusran pun menuju masjid kampus untuk
beristirahat. Pas sampai di meskam,aku ditanya oleh kak kino yang dari tadi
sudah sangat capek soalnya seharian menemani pak rektor (Prof.Baharun) keliling
Makassar.” Antum sudah hubungi supir yang akan membawa pak rector ke bandara?”
Tanya kak kino. Aku pun menjawab dengan santai nya dan dengan nada meyakinkan,
”Belum pi. Tapi tidur mi saja dulu kak. Ada ji itu”. Pada malam itu jam
menunjukkan pukul 01.00 malam.
Hanya tiga jam
tertidur, tepat jam 04.00 pagi kak kino pun terbangun. Mata ku yang masih
mengantuk pun juga aku paksa untuk tetap melek bercampur perih karena kurangnya
jam tidur ku. “Antum ,sudah hubungi supirnya “,kak kino bertanya. “Belum,kak
“,kata ku. Beliau pun gelisah. Tidak tahu harus bilang apa.Tidka juga mencoba
untuk marah. Aku pun mencoba menghubungi Arif untuk mengantar prof.Baharun. Dua
kali aku menghubungi Arif tetapi tidak diangkat – angkat. Pas yang ketiga
kalinya baru diangkat. ”Assalamualaikum,dek. Kakak minta tolong untuk antar
pemateri ke bandara sekarang jam 04.10”, kata ku. Spontan adek ini(Arif)
menjawab, ”O,iya kak. Tunggu ma. Dimana ki ini kak?”. ”Di meskam.Cepat ko
nah…!!!!”,kata ku. Kebetulan pas aku hubungi adek ini sedang nonton final liga champion
antara Bayern Muenchen VS Chelsea. Tidak lama kemudian (kira – kira 10 menit)
Arif pun tiba di Meskam. Ku lihat muka kak kino pun agak sedikit cerah karena
sudah ada yang menjadi supir. Muka kak kino pun mulai lagi (maksudnya mulai
gelisah kembali). ”Bagaimana dengan fee (uang saku) pemateri ,jar???”,Tanya kak
kino.”Tidak ada kak”,dengan santainya aku menjawab. ” Aduh,gimana sih…”,keluh
kak kino. ”Mana wahyudi ??? Pake dulu uangnya Al Mubarak (Nama mesjid di
belakang RAMSIS) satu juta untuk fee nya ustadz (rektor)”,kata kak kino
(Padahal waktu itu, Akhawat hanya ingin memberikan pak rektor Rp.300.000,-) . Spontan
Adam membangunkan wahyudi yang dari tadi tertidur pulas di ruang lantai 2.
Wahyudi pun membonceng Adam untuk mengambil uang di Masjid Al Mubarak. Uang
tersebut lalu dibungkusnya dengan Amplop putih dan di berikan ke kak kino. Kak
kino pun menyuruh ku langsung duluan menuju bandara untuk men-cek in tiket
pesawat pemateri. Sambil menunggu kak kino aku pun nonton final liga champion
di bandara. Hasilnya Munchen kalah dari Chelsea lewat gol adu penalty.5 – 3
untuk Chelsea.
Beberapa menit
kemudian , mobil yang di bawa oleh Arif pun tiba di bandara. Aku pun
menyerahkan tiket ke pak Baharun. Dan kami pun mengucapkan salam perpisahan
kepada beliau.Dan meminta maaf jika selama kegiatan banyak kekurangan dalam
melayani beliau.
Nah,pada saat
pulang si Arif ini bercerita kepada kak Kino dan Arisman yang ada di Mobil.
“Sebenarnya kak, saya itu tadi pagi tidak mau angkat telpon nya kak fajar.Tiga
kali pi itu kakak menelpon baru saya angkat. Dan sebenarnya saya tidak sengaja
mengangkat telponnya kak fajar yang ketiga kalinya. Sebenarnya,tidak mau ku
angkat soalnya ada final liga champion.Tapi,eh tidak sadarka ku angkat ki
telpon nya kak fajar”, jelas Arif. Kejadian
ini juga sudah menjadi takdir Allah dalam kegiatan ini. Dan dimudahkan dalam
menyelesaikannya.
Dan sepertinya
ini kegiatan seminar terhebat yang pernah aku lakoni. Kenapa bisa ??? Karena
tidak ada proposal , tidak dana awal yang kami gunakan dalam kegiatan ini dan
keadaan kepanitiaan yang tidak kunjung membaik. Hanya yang menjadi andalan
waktu kegiatan ini adalah para senior Mipa ,baik ikhwah maupun akahwat alumni.
Intinya, memang dibutuhkan keseriusan dalam menjalankannya. Dan yang terpenting
doa (1) dan semangat.
Banyak hikmah
yang bisa saya peroleh dari kegiatan ini dan juga kepengurusan Rohis di periode
ini ( 2011 – 2012 ) dibanding kepengurusan rohis di Himatika. Bukan karena
prokernya tetapi karena pengurus yang dihadapi pada periode ini berbeda jadi
memerlukan variasi yang berbeda pula. Ini dokumentasi ku pada saat seminar
Islam Akbar MIPA.
0 komentar:
Posting Komentar